Judul Buku : Seni Berdamai Dengan Realita
Penulis : Seruni Nareswari
Penerbit : C-Klik Media, Yogyakarta
Cetakan : Pertama, 2022
Tebal : viii + 193 halaman
Harga Buku : Rp.63.000,00
Nama : Laylia Oktafia*
Keinginan atau harapan merupakan pemicu datangnya kekecewaan dan ketidakpuasan. Banyak yang tidak bisa menerima nasib hidup sebagai kenyataan yang harus disyukuri. Banyak orang menyakiti diri sendiri dengan berpikir bahwa nasib yang mereka terima tidak seperti yang mereka harapkan. Realitas hidup harus dilihat dan dinikmati sebagai hal yang menyenangkan. Kita harus bisa menghargai diri kita sendiri ketika hal-hal baik atau buruk terjadi.
Ada banyak cara untuk menghadapi kenyataan hidup yang tidak sesuai dengan harapan kita. Hanya orang-orang optimis yang dapat melihat sisi positif dari kenyataan hidup. Kebanyakan orang pesimis percaya bahwa kesuksesan dan kebahagiaan semua tergantung pada nasib dan keberuntungan. Kini kita harus menerima kenyataan hidup agar tetap bahagia. Kita tidak harus mendapatkan kembali semua yang hilang. Ada kenangan manis dan pahit yang bisa kita pelajari dari masa kini. Buku "Seni Berdamai Dengan Realita" yang ditulis oleh Seruni Nareswari ini hadir sebagai referensi bacaan yang diharapkan dapat menyalurkan energi positif ke dalam diri kita. Selain itu juga buku ini dapat menjadi panduan yang bermanfaat bagi khalayak luas yang ingin hidup bahagia dan menikmati proses kehidupan.
Seruni Nareswari menyebutkan bahwa dalam menghadapi kehilangan dan kegagalan, kita bisa melakukannya dengan membuka hati dan pikiran kita, menerima pengalaman baru dan memaknainya untuk kesuksesan di masa depan. Kerugian dan kegagalan dapat terjadi karena kurangnya ketekunan dalam perjuangan untuk mencapai keinginan. Karena kesuksesan adalah jalan panjang yang perlu dicoba berulang-ulang. Dengan suasana hati yang baik, kita mencapai kesuksesan dan kebahagiaan dalam hidup. Meski gagal, jangan menyerah begitu saja dan bangkit kembali. Kesuksesan dan kebahagiaan dapat diraih dengan sikap optimis dan tindakan yang ikhlas.
Memahami diri sendiri dapat dicapai dengan memahami apa kelemahan dan kekuatan kita. Kita selalu tahu apa yang kita mampu, jadi kita tidak pernah memaksakan diri untuk melakukan apa yang kita inginkan. Setelah mengenal diri sendiri, kita harus bisa berpikir positif dan memotivasi diri sendiri untuk sukses. Sangat penting membiasakan diri untuk memupuk pikiran positif. Sehingga kita bisa lebih cepat mengenali dan mengatasi munculnya pikiran negatif.
Berdamai dengan kenyataan adalah cara terbaik untuk menjalani kehidupan yang lebih baik. Cobalah untuk bahagia dengan hidup kita alih-alih berjuang untuk kesempurnaan. Kita harus bisa menikmati semua proses kehidupan. Kita perlu menyadari bahwa kenyataan seringkali tidak seperti yang kita inginkan dan kita tidak perlu panik karenanya, kita perlu mengembangkan rasa cinta dan hormat pada diri sendiri. Kita harus melihat kehidupan ini secara logis dan realistis. Jadi tidak sulit bagi kita untuk berdamai dengan kenyataan.
Salah satu manfaat berdamai dengan realita yang dihadirkan Seruni Nareswari adalah meminimalkan stres pada diri sendiri. Tekanan dan beban hidup seringkali membuat kita stres. Sikap kita yang tidak mampu mengendalikan emosi, kekecewaan, dan kesedihan serta menenangkan pikiran kita yang kacau cenderung menimbulkan stres dalam diri kita. Pikiran yang tidak teratur dan perasaan tidak setuju dengan apa yang terjadi membuat stres dalam diri kita semakin menjadi. Berbagai masalah yang kita hadapi dan tantangan untuk mencari jalan keluar dari masalah tersebut juga dapat menyebabkan stres. Ketika stres kita mengalami gejala emosional, fisik, dan perilaku. Stres tentu mengganggu aktivitas kita sehari-hari, selain itu juga menyebabkan penurunan produktivitas di banyak bidang kehidupan, termasuk pekerjaan.
Tujuan akhir kita dalam hidup adalah kesuksesan dan kebahagiaan. Untuk tetap bahagia, salah satu langkah berdamai dengan kenyataan hidup adalah memaafkan diri sendiri. Kita harus berusaha berhenti membenci diri sendiri atas kesalahan masa lalu kita. Kita bisa mencoba memaafkan diri sendiri dan mencintai diri sendiri dengan baik. Untuk memaafkan diri sendiri, jangan takut untuk memulai kembali hidup kita. Kita perlu memahami bahwa belajar memaafkan diri sendiri bukan hanya tentang menerima masa lalu. Tapi kita juga belajar dari pengalaman masa lalu. Kita bisa belajar dari pengalaman ini dan menggunakannya untuk menjadi pribadi yang lebih baik di masa depan.
Kelebihan dari buku ini adalah bahasa yang digunakan tidak bertele-tele. Selain itu juga dapat memotivasi pembaca untuk dapat berdamai dengan realita hidupnya. Banyak pesan moral yang kita dapat dari buku ini tentang bagaimana cara, manfaat, trik, dan rahasia berdamai dengan realita. Buku ini sangat cocok dibaca untuk kita yang kecewa atas realita yang tidak sesuai dengan bayangan kita. Sedangkan untuk kekurangan buku ini adalah pembahasannya sedikit monoton. Selain itu juga terdapat beberapa kalimat yang harus dibaca beberapa kali agar paham apa makna dari kalimat tersebut.
Kesimpulan yang kita dapat dari buku ini adalah kita harus bisa menghargai diri kita sendiri ketika hal-hal baik atau buruk terjadi. Apapun kenyataan hidup, kita harus menerimanya dengan ikhlas. Ada kenangan manis dan pahit yang bisa kita pelajari dari masa kini. Kita selalu tahu apa yang kita mampu, jadi kita tidak pernah memaksakan diri untuk melakukan apa yang kita inginkan. Kita harus bisa menikmati semua proses kehidupan. Kita perlu menyadari bahwa kenyataan seringkali tidak seperti yang kita inginkan dan kita tidak perlu panik karenanya. Kita harus melihat kehidupan ini secara logis dan realistis. Jadi tidak sulit bagi kita untuk berdamai dengan kenyataan. Tujuan akhir kita dalam hidup adalah kesuksesan dan kebahagiaan. Kita harus berusaha berhenti membenci diri sendiri atas kesalahan masa lalu kita. Kita bisa mencoba memaafkan diri sendiri dan mencintai diri sendiri dengan baik. Kita perlu memahami bahwa belajar memaafkan diri sendiri bukan hanya tentang menerima masa lalu. Tapi kita juga belajar dari pengalaman masa lalu untuk menjadi pribadi yang lebih baik di masa depan.
*Mahasiswa Teknik Industri, Universitas Muhammadiyah Malang
No comments:
Post a Comment